“Sukses Barcelona menjadi juara liga champion menjadi sukses spanyol”, begitulah kesimpulan harian-harian terkemuka Eropa dan pengamat sepakbola didunia, tapi bagaimana dengan warga Barcelona sendiri, mereka tetap berpendapat bahwa sukses Barcelona adalah sukses Catalonia (suku di Barcelona) bukan Spanyol ( negara yang dianggap ‘menjajah’ suku Catalonia), ya Catalonia dilema sebuah bangsa ‘tanpa’ negara.
Menurut pimpinan karismatik bangsa Catalonia, Jordi Puyol, mereka masih sebuah bangsa terjajah dengan penjajah Spanyol yang beribukota Madrid, mereka berani mengklaim sebagai sebuah bangsa karena punya bahasa dan budaya sendiri yang tak mengekor dari budaya Espana. Hal yang menarik karena menjadi acuan untuk kasus yang terjadi pada runtuhnya Uni Sovyet dan tentunya bagaimana merdeka negara-negara Inggris raya yang menikmati kemerdekaannnya hanya di sepakbola.
Pluralisme sendiri sudah menjadi bahan yang diperbincangkan oleh suku Catalonia dengan Spanyol sejak abad 18, dimana Catalonia saat itu sudah menjadi ekonomi nomor dua di Eropa, Tapi hal tersebut membuat militansi gerakan-gerakan bawah tanah untuk merdeka semakin alot, baik di tingkat elit maupun tingkat bawah, tapi semua itu bisa diredam dengan nasionalisme semu dan kebanggaan Spanyol dari zaman dahulu.
Barcelona sendiri yang menjadi ibukota dari Catalonia adalah sebuah simbol perlawanan ‘nyata’ kepada Spanyol, dengan klub kebanggaan mereka yaitu FC.Barcelona, selalu menyajikan rivalitas antara ’simbol’ Spanyol dengan Real Madridnya dan Catalonia dengan Barcelonanya, rivalitas ini menjadi bukti sahih bahwa mereka bukanlah Spanyol tapi Catalonia.
Barcelona is not Spain ??
FC.Barcelona adalah klub yang didirikan oleh Joan Gamper atau lebih dikenal dengan nama Hans Gamper, seseorang dari negara Swiss yang sebelumnya membentuk klub sepakbola di Swiss dengan nama FC.Basel, dengan kecintannya pada kota Barcelona serta kumpulan imigran Swiss yang banyak di Barcelona akhirnya dia membentuk FC.Barcelona, kemudian dia bermain antara tahun 1901-1903 dengan mencetak 103 gol, dan menjadi presiden klub pertama dari 1908 sampai 1930.
Barcelona sendiri menjadi juara liga Spanyol yang pertama pada 1929, tepat setahun sebelum Joan Gamper meninggal akibat bunuh diri. Disaat itu Joan Gamper berhasil membentuk klub dengan pemain-pemain hebat ketika itu seperti kiper Ricardo Zamora dan Paulino Al Cantra ( imigran asal Filipina), menarik membahas Zamora (yang namanya diabadikan sebagai penghargaan atas kiper terbaik di liga Spanyol) karena dialah pemain pertama yang melakukan ‘penghianatan’ dengan pindah ke Real Madrid.
Mulainya Rivalitas dimulai dengan kediktatoran Jenderal Franco yang melakukan intimidasi terhadap suku-suku pemberontakan di Spanyol seperti Catalonia dan Basque, melarang pengunaan bahasa dan bendera Catalonia, membunuh presiden Barcelona saat itu Josep Sunol, menjatuhkan bom di lapangan sepakbola Barcelona dan menyuruh Barcelona untuk selalu mengalah kepada Real Madrid (klub favorit jenderal Franco) pada liga Spanyol.
Hal itu membuat Barca semakin anti Franco dan Real Madrid serta membuat serunya El Classico dan juga memancing Johan Cruyff (legenda Belanda) untuk hanya mau membela Barcelona daripada Real Madrid, dan hanya mau melatih Barcelona daripada Real Madrid. Cruyff sendiri memberikan sejarah spektakulernya bersama Barcelona baik sebagai pelatih maupun pemain dengan 13 gelar baik di domestik dan Eropa.
Setelah era Cruyff muncul Luis Figo yang menjadi pemain terbaik di dunia setelah membawa Barcelona menjadi jawara di liga Spanyol diakhir 90an dan membuatnya semakin terkenal karena kepindahannnya ke Real Madrid. Tidak terima pemain pujaan pindah ke Real Madrid, Luis Figo mendapat intimidasi jelang El Classico serta puncaknya saat ada pertandingan El Classico, penerobos masuk ketengah lapangan dan melemparkan bendera Catalonia serta (maaf) kepala babi yang berlumuran darah sebagai simbol keserakahan kepada Luis Figo. Luis Figo hanya terdiam dan menundukkan kepala.
Pemain Barcelona ( Catalonia) ikut andil dan berperan besar dalam mengantar Spanyol menjadi juara piala Eropa 2008 dan Piala dunia 2010, kemenangan Spanyol sebagai juara ikut menyuarakan bagaimana negara matador tersebut berhasil menjadi contoh bentuk pluralisme bagi negara manapun didunia. Tapi, benarkah? Kalau kata orang sekarang: Ciyus..?? Miapah..???
--------------------------------------------
FOTO: Carlos Puyol dan xavi tetap mengibarkan bendera El Catalonia (merah kuning) saat kemenangan di piala dunia.Dan saat pesta Barcelona juara liga Spanyol dan liga Champion di Nou Camp, Iniesta dan xavi membuat diri mereka penuh dengan bendera dan lambang Catalonia, Pep Guardiola sendiri mengikat trophy Liga Champion dan trophy juara liga Spanyol dengan bendera Catalonia. Kemudian para pemainnya memberi testimoni dengan diakhiri kata “Visca Barcelona, Visca Catalonia” bukan Espana (Spanyol).
Sumber: viva.co.id