Antara Yunani kuno dan Persia pernah terjadi permusuhan, bahkan pernah terjadi tiga kali peperangan besar. Hal tersebut dikarenakan adanya persaingan kepentingan antara Yunani dan Persia, yaitu masing-masing ingin menguasai Asia Barat. Ketika Yunani membantu koloninya di Asia Barat untuk melawan Persia, hal itu dijadikan oleh Darius Agung dari Persia untuk menghukum Yunani.
Perang pertama terjadi tahun 492 SM, serangan dilakukan oleh Persi adengan menggunakan pasukan infranteri dan angkatan Laut. Serangan Persia gagal karena angkatan laut Persia terserang badai di dekat pulau Atos.
Perang kedua terjadi tahun 490 SM, Persia mempersiakan diri dengan baik. Titik berat serangan menggunakan angkatan laut, pulau demi pulau di laut Aegia dapat dikuasai dan pasukan didaratkan di Atika. Pasukan Yunani yang dipimpin Miltiades mampu mempertahankan dan menghancurkan pasukan Persia di Marathon. Kemenangan di Marathon disampaikan oleh seorang prajurit Yunani ke Athena yang berjarak 42 KM dengan cara berlari Marathon nonstop. Peristiwa tersebut kemudian diabadikan dalam bidang olahraga di Olimpiade yaitu Lari Marathon.
Perang ketiga terjadi tahun 480 SM, dipimpin oleh Xerxes putra Darius Agung yang telah wafat. Dengan membawa pasukan yang sangat besar, menurut sejarawan Herodotus, sejumlah 500 ribu orang pasukan Persia menyerang selat Dardanella mendarat di sebelah utara Yunani.
Tentara Sparta dipimpin rajanya Leonidas berusaha membendung pasukan Xerxes. Akan tetapi, dalam pertempuran di Termopilae, pasukan Sparta kalah sehingga membuja jalan menuju Athena. Pasukan Athena sudah mempersiapkan diri dengan memperbesar angkatan laut. Akhirnya pertempuran besar di Salamis mengakibatkan armada Athena dipimpin oleh Themistocles dapat mengalahkan armada Xerxes. Bahkan, pasukan Persia di Yunani Tengah juga dapat dihancurkan oleh pasukan Themistocles di Palatae (479 SM). Akibat kekalahannya, Persia tidak menyerang Yunani lagi. Athena tampil sebagai polis yang terkuat di Yunani dan mulai menyadari pentingnya armada laut yang kuat, dan koloni di Asia Barat bebas dari kekuasaan Persia.
Keberhasilan Athena ini membuat Sparta khawatir hegemoni Athena di Yunani. Untuk menghadapi kemungkinan penyerbuan baru dari Persia dibentuklah persatuan Polis di bawah pimpinan Yunani dan terbentuk di Delos tahun 454 SM. Karena Sparta khawatir pengaruh Athena makin kuat, dibentuklah persatuan polis yang diberi nama Liga Peloponnesos (431 SM). Perseteruan meluas menjadi perang saudara yang terkenal dengan nama perang Peloponnesos (431 SM - 404 SM) yang dimenangkan oleh Sparta (Liga Peloponnesos). Dalam usaha mengalahkan Athena, Sparta merusak tanaman pertanian rakyat Athena dan meminta dukungan Persia. Akibat dari permusuhan tersebut Yunani menjadi lemah dan mundur, dan akhirnya jatuh ke tangan kerajaan Macedonia yang dipimpin raja Phillipus (338 SM). Setelah itu pemerintahan di Yunani dilanjutkan oleh putra Alexander Agung, yaitu Iskandar Zulkarnain.
Sumber: buku berjudul ''Sejarah Nasional dan Umum'' oleh Dra. Siti Waridah Q, dkk.